PENGUKUHAN PENGURUS DMI DIY PERIODE 2011-2016

PENGUKUHAN PENGURUS DMI DIY PERIODE 2011-2016

Foto

SULTAN HB X: KEMBALIKAN FUNGSI MASJID
SEPERTI ZAMAN RASULULLAH

Masjid harus mampu membentengi umat dari dekadensi moral, sekaligus memberdayakannya dalam berbagai bentuk keagamaan maupun yang bernilai produktif. Penegasan ini dikemukakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I dalam acara Pengukuhan, Sarasehan, dan Rapat Kerja Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi DIY Periode 2011-2016 di aula Kanwil Kemenag, Sabtu (3/3).
Kakanwil melanjutkan, masjid memiliki peran sentral dalam membina akhlakul karimah serta menjadi tulang punggung dalam membentengi umat dari kemerosotan moral. “Sekaligus menjawab kebutuhan umat dengan memberdayakannya dalam bentuk membangun perekonomian syariah, membangun poliklinik, maupun balai-balai latihan kerja,” papar pejabat yang tanggal 27 Maret ini genap berusia 53 tahun itu.
Pernyataan senada juga disampaikan Sekjen DPP DMI H Tabrani Sabirin Lc MA. Tabrani menyebut masjid merupakan benteng terakhir umat Islam dalam mengatasi dekadensi moral yang semakin merajelala di tengah masyarakat bangsa. “Masjid juga harus mampu mengobati berbagai permasalahan menyangkut ruhani masyarakat yang frustasi akibat kehidupan sosial maupun politik,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan perwakilan Pemprov DIY Drs H Muhajirin mengatakan bahwa kepengurusan DMI yang baru, memiliki tanggung jawab untuk mampu kembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah. Yakni sebagai sentral pendidikan, pertemuan warga, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan umat. “Saat ini masjid hanya digunakan sebagai tempat peribadatan semata dan kebanyakan takmir masjid terlena memperbagus fisik masjid dengan tak pedulikan jumlah jamaahnya,” tegas Sultan dalam sambutannya.
Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag, Ketua Umum DMI DIY Periode 2011-2016 dalam pidato iftitah-nya mengatakan, mengelola masjid saat ini memerlukan ilmu dan ketrampilan manajemen. “Berbagai metode manajemen yang ada saat ini merupakan alat bantu yang perlu dipergunakan pengurus masjid,” ujarnya. Pasalnya dengan sistem pengelolaan yang tradisional, masjid tak mungkin berkembang. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Islamic Banking Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta itu merinci ada lima tantangan yang menjadi prediksi abad mendatang.
“Restrukturasi tatanan ekonomi-politik, kemajuan teknologi informasi, manusia menjadi aset yang paling berharga, tajamnya persaingan hidup, dan budaya meniru di tengah masyarakat,” tandas keturunan kedelapan Laksamana Cheng Ho itu. Untuk itu, lanjutnya, DMI mesti mengawal kemandirian masjid. “Perlu ada penjabaran strategi untuk menuju Masjid Mandiri,” pungkasnya.
Sarasehan dan Raker
Acara sarasehan yang dihelat usai pengukuhan, menghadirkan Ustadz Jazir Asp—tokoh dibalik kesuksesan Masjid Jogokariyan yang hari ini kondang sebagai masjid paling makmur se-DIY. Ustadz Jazir berbagi resep rahasia keberhasilan Majid Jogokariyan yakni ta’mir masjid harus berani untuk how to image, how to manage, dan how to make success. “Sekarang ini bukan zamannya agar datang ke masjid, jamaah harus diteriaki, tapi didekati dari hati ke hati. Kita tak perlu bawa proposal bantuan ke rumah warga, namun justru masjid yang menawarkan jasa,” katanya.
Ustadz Jazir juga mengobarkan semangat gerakan infaq mandiri. Yakni hitung seluruh pengeluaran selama setahun, dibagi per bulan dan per pekan, lantas hitung kapasitas masjid/dapat menampung berapa. Bagi pengeluaran per pekan dengan kapasitas masjid maka akan diperoleh infaq mandiri. “Hasil inilah yang seharusnya minimal diinfaq tiap jamaah,” terangnya.
Seusai sesi rehat, acara lantas dilanjutkan rapat kerja (raker) yang dibagi menjadi enam biro. Yaitu Biro Pemberdayaan Organisasi dan Pusat Informasi Masjid; Biro Dakwah, Pendidikan dan Pelatihan; Biro Hukum, Wakaf dan Hubungan Masyarakat; Biro Usaha dan Pemberdayaan Umat; Biro Kepemudaan, Remaja, Anak Seni dan Budaya; dan terakhir Biro Kesehatan, Sosial, dan Pembinaan Muallaf. [bap]

0 comments:

Posting Komentar

Kritik membangun silahkan, Jangan menebar Fitnah, Gunakan Bahasa Yang Baik dan Sopan, Itu Cermin Pribadi Anda ....

Habib Syeh

Info Haji DIY

Info Lelang

Sertifikasi

Majalah Bakti